Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 116; 1 Korintus 4; Hakim-Hakim 20-21
Beberapa tahun yang lalu saya membaca tentang restoran bernama "Makanan Terburuk di Oregon." Pemiliknya berkata bahwa mereka menyediakan "makanan terburuk yang pernah dimakan, dan pelayanannya bahkan lebih buruk lagi."
Sebenarnya, makanannya enak, tidak mahal dan pelayanannya baik. Nama itu hanyalah sekadar permainan kata untuk promosi. Ide itu muncul karena pemiliknya berpikir bahwa akan mendapat lebih banyak perhatian bila makanannya disebut sebagai "yang terburuk."
Strateginya berhasil. Para pembeli yang semula datang sekadar untuk memuaskan rasa ingin tahu, datang kembali.
Taktik bisnis yang kreatif ini mengingatkan saya akan apa yang terjadi dalam praktek-praktek keagamaan yang diungkap Rasul Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat Kolose. Ia mengingatkan pembacanya untuk tidak terpedaya oleh guru-guru palsu yang nampaknya sangat saleh dan rendah hati, tetapi sebenarnya sekadar demi pemuasan diri mereka sendiri. Orang-orang seperti ini menggembar-gemborkan ketidaklayakan mereka. Namun, dalam pandangan Allah, tindakan mereka hanyalah untuk menutupi kesombongan dan keinginan untuk meninggikan diri.
Marilah kita meneliti diri sendiri apakah kerendahan hati dan penyangkalan diri kita benar-benar muncul dari penyerahan diri kepada Kristus, bukannya untuk keuntungan pribadi.
Kita tidak dapat meninggikan Kristus dan diri sendiri sekaligus pada saat yang sama.